Alkisah, seorang anak bertanya,
"untuk apa belajar?"
dari Guru gurunya, dan keluarga beserta ibu bapaknya, anak mendapat jawaban,
"agar nanti bekerja di tempat yang bagus dan nyaman.."
"untuk apa bekerja?"
keluarga dan kerabat menjawab, "agar mendapat gaji atau uang yang banyak.."
"untuk apa uang yang banyak?"
"untuk meraih kekayaan.."
"untuk apa kekayaan?" anak itu bertanya lagi.
"untuk mencapai kesenangan dan ketentraman nak.."
seperti apakan ending dari cerita di atas? apa si anak akan giat belajar atau malah memilih jalan pintas.
memang ada beberapa kemungkinan.
pertama, si anak menelan bulat bulat paradigma yang di sodorkan, sehingga ia pun giat belajar, tekun dan ulet dalam bekerja, sehingga mendapatkan uang yang banyak akhirnya menjadi kaya, dan hidupnya senang, tentram terjamin.
dari kemungkinan pertama, muncul juga kemungkinan lain, si anak yang memiliki mind'set seperti itu, bukan tak mungkin akan frustasi jika salah satu jawaban di atas ada yang tidak ia capai.
kemungkinan lainnya, si anak memilih jalan pintas, dan sepertinya hal ini yang sering terjadi di Indonesia, mungkin karena saking cerdasnya, maka si anak mengambil kesimpulan, belajar itu ujung ujungnya untuk kesenangan.
ada baiknya juga berkesimpulan demikian jika menjadikan belajar itu menyenangkan.
namun, sebagian besar mengartikan jika belajar itu ujung ujungnya untuk menggapai kesenangan, ketentraman dll. maka untuk apa susah susah bekerja, lantas mulai terpikir untuk apa susah susah belajar, toh gak belajar pun hidup udah happy, asal ada uang semua tak masalah.
ditambah mental yang ingin serba instan, nampaknya pengertian yang terakhir yang cukup banya teraplikasi di negeri ini.
mungkin ini juga yang menyebabkan beberapa pemuda harapan bangsa, memilih jatuh ke curam bernama Narkoba, Free Seks, Pergaulan Bebas, dll.
ada yang salah? apa paradigma di atas yang semakin lumrah di tanamkan itu salah?
insya Allah, semua itu tak akan terjadi, jika si anak mampu memaksimalkan kecerdasan Spritualnya, menggunakan sebuah bagian dari otak yang bernama God Spot.
kecerdasan intelektual, haruslah di dukung oleh kecerdasan emosional, dan keduanya akan sia sia jika tidak diikuti oleh kecerdasan spiritual.
namun, saya tak akan membahas ketiga kecerdasan itu, karena esensi dari artikel ini, kembali ke judul, untuk apa.
untuk apa kita hidup di duni ini?
tak ada,
kecuali, untuk beribadah kepada Allah.
mari kita bertanya kepada diri kita sendiri,
untuk apa kita melakukan hal ini, untuk apa kita melakukan hal itu..
sedang tiada lagi alasan bagi kita untuk melakukan apapun di dunia ini, keculai hanya untuk beribadah kepada Allah.
So, mari niatkan dalam hati dengan penuh keyakinan, segala galanya, mari niatkan hanya karena Allah, untuk beribadah kepadaNya.
semoga bermanfaat,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar