suatu hari saya naik Kereta Api Ekonomi jurusan Cicalengka-Padalarang. saat itu saya hendak pergi ke stasiun Bandung, dari sana saya melanjutkan perjalanan dengan Angkot ke kampus. saat itu saya akan sedang UAS.
pengalaman pahit sering saya alami, seperti saat itu, KRD baru saja memasuki Stasiun Rancaekek di jalur tiga. seperti biasa KRD jam pemberangkatan jam 8 dari stasiun Cicalengka, selalu penuh sesak. udah mah penuh, 'dikeueum' di stasiun Rancaekek, untuk menunggu silang dengan kereta api Lodaya.
nah
saat itu, sebelum Lodaya melintas, dari timur masuk kereta api Malabar di jalur satu. saya kira setelah Lodaya melintas, KRD akan melaju seperti biasanya. namun betapa kecewanya seluruh penumpang KRD termasuk saya, KA Malabar yang baru saja datang, tanpa permisi berangkat duluan, alhasil KRD harus menunggu lebih lama lagi.
nasiip.. jadi KA ekonomi, harus mengalah terus. walaupun KA bisnis maupun eksekutif itu telat, di suatu titik rel lagi lagi KA ekonomi yang harus mengalah. efeknya perjalanan KA yang lain ikut telat termasuk KA ekonomi yang biasa saya naiki, KRDE Bandung Raya.
alangkah baiknya jika KA bisnis maupun eksekutif telat. ya telat aja, jangan ngambil jalan KA lain yang enggak telat.
dan nampaknya hal yang saya alami di atas tak akan terulang lagi, jika saja antara stasiun Kiara Condong sampai stasiun Cicalengka ada dua atau lebih, jalur Kereta.
walau sepahit apapun kenyataan yang harus saya alami selama menaiki KRDE Bandung Raya, saya tetap berterimakasih kepada PT KAI, karena belum menaikkan tarif KRDE Bandung Raya, setidaknya sampai tulisan ini di ketik, karcis Bandung-Cicalengka masih Rp. 1000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar